Ambulans

Posted: 6 Maret 2018 in Pengalaman
Tag:, ,

IMG_1715Sebagai karyawan rumah sakit, saya juga sangat akrab dengan yang namanya ambulans. Bahkan saking akrabnya, kita sering jalan bareng, makan bareng, tapi nggak minum bareng. Ambulans adalah sarana transportasi utama di tempat kerja saya, entah itu untuk keperluan pelayanan rumah sakit ataupun di luar itu.

Dulu saya sempat jadi supir ambulans cadangan. Karena tenaga supir terbatas, sedangkan keperluan rumah sakit banyak, saya “dipaksa” untuk bisa nyupir dan menjadi supir. Karena itu saya sampai dikursuskan sama tempat kerja di salah satu tempat kursus ternama di Kediri. Tempat kursus ini selain melayani kursus mengemudi, juga menyediakan jasa pengurusan SIM juga.

Setelah ikut kursus selama 12 hari, saya lulus dan mendapatkan SIM. Sehingga mau nggak mau saya harus siap kalo sewaktu-waktu rumah sakit membutuhkan mobil di saat supir benerannya nggak siap. Saya masih ingat pertama kali menyupir ambulans itu saat mengantarkan pasien pulang setelah dirawat inap. Rasanya agak deg-degan, tapi karena waktu itu saya nganternya sama temen juga, jadi agak lega. Cuma masalahnya, temen saya tadi juga baru pertama kali nyupirnya. Dia kursus bareng sama saya.

Tapi di luar pengalaman saya tadi, bagi kebanyakan orang ambulans adalah sebuah pertanda buruk. Pernah suatu ketika karena rumah sakit tempat saya bekerja akan mengadakan bakti sosial yang tempatnya deket sama rumah saya, maka barang-barang perlengkapan bakti sosial dititipkan di rumah saya, biar besoknya gampang ngangkutnya. Dan ngangkutnya ke rumah saya, udah pasti pake ambulans, nggak mungkin kan pake ojek online.

Jadi malam sebelum acara bakti sosial, ambulans ke rumah saya buat ngangkut barang-barang perlengkapan tadi. Setelah selesai dan ambulansnya pulang, orang-orang di sekitar rumah saya pada datang ke rumah saya, nanyain siapa yang sakit.

Salah satu kendaraan prioritas di jalanan adalah ambulans. Menurut pasal 134 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009, tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan, kendaraan yang didahulukan di jalan sesuai dengan urutan sebagai berikut.

  1. Kendaraan pemadam kebakaran yang sedang melaksanakan tugas;
  2. Ambulans yang mengangkut orang sakit;
  3. Kendaraan untuk memberikan pertolongan pada Kecelakaan Lalu Lintas;
  4. Kendaraan pimpinan Lembaga Negara Republik Indonesia;
  5. Kendaraan pimpinan dan pejabat negara asing serta lembaga internasional yang menjadi tamu negara;
  6. Iring-iringan pengantar jenazah;
  7. Konvoi dan/atau kendaraan untuk kepentingan tertentu menurut pertimbangan petugas Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Saya punya pengalaman beberapa kali yang menurut saya pribadi, saya terselamatkan karena saya mengendarai ambulans. Pertama waktu itu saya dapat tugas mengambil CPU di toko komputer. Di jalan, saya akan mendahului sebuah truk tangki besar. Dari depan di arah berlawanan, ada truk tangki besar juga yang akan melintas. Karena saya sudah kepalang di tengah jalan, saya hanya bisa melambatkan mobil sambil memberi tanda untuk truk yang ada di depan pake lampu sein. Eh, ternyata truknya agak minggir biar mobil saya bisa lewat. Saya pikir tulisan ‘AMBULANCE’ di depan mobil saya yang membuat truk tadi minggir, buat mendahulukan saya lewat. Padahal saya juga nggak membunyikan sirine.

Yang kedua waktu itu saya dapat tugas mengantar pasien untuk operasi mulut ke tempat dokter spesialis gigi dan mulut, yang jaraknya sekitar 30 km dari rumah sakit saya. Di jalan ada operasi polisi. Karena saya pake kendaraan yang ada tulisannya ‘AMBULANCE’, saya hampir disuruh lewat. Tapi tiba-tiba polisi yang ada paling dekat dengan saya meminta saya minggir. Nggak taunya ternyata karena dokter gigi yang ada di samping saya nggak pake sabuk pengaman. Tapi karena saya bilang mau nganter pasien yang akan operasi, akhirnya polisi tadi mempersilakan saya lewat.

Sekarang ini, nggak kerasa ambulans yang sering saya supiri dulu sudah sekitar 14 tahun menemani kami di rumah sakit. Dan karena mobil tersebut kurang standar untuk disebut ambulans, selain karena kami juga sudah punya mobil lain yang lebih layak untuk disebut ambulans, tulisan ‘AMBULANCE’ di depannya dilepas. Secara otomatis identitas mobil ini sebagai ambulans ‘resmi’ rumah sakit kami hangus, meskipun mungkin suatu ketika, jika dibutuhkan, mobil ini tetap akan berfungsi sebagai mobil pelayanan ‘ambulans’.

Tinggalkan komentar