Arsip untuk 18 Januari 2014

Sulih Suara

Posted: 18 Januari 2014 in Pemikiran
Tag:,

flushed awaySuatu sore aku nonton film di televisi. Ada sebuah film yang sebelumnya belum pernah aku tonton, judulnya ‘Flushed Away’. Pemainnya keren-keren, ada Hugh Jackman, Kate Winslet, sama Ian McKellen. Bagi yang belum tau ini film apa, aku kasih tau kalo ini adalah film animasi. Jadi bintang-bintang yang aku sebutin tadi sebenarnya hanya mengisi suara tokohnya aja.

Dan begitu cerita filmnya dimulai, seketika kekerenan bintang-bintang tadi hilang begitu aja. Bukan karena mereka nggak tampil di filmnya (kan udah dikasih tau kalo mereka hanya mengisi suara tokohnya aja!), tapi karena filmnya didubbing! Dan tau kenapa, bagiku film ini nggak lebih bagus daripada film Terminator yang sebenarnya dibintangi oleh Arnold Schwarzenegger, tapi begitu ditayangin di televisi Indonesia yang main ganti Agung Hercules.

Bukan, ini bukan masalah Agung Hercules, bukan pula masalah Arnold Schwarzenegger, tapi masalah sulih suara tadi. Secara pribadi terus terang aku nggak terlalu suka dengan sebuah film (atau tayangan apapun mungkin) yang berasal dari luar negeri dengan memakai bahasa asing, yang kemudian dialihbahasakan ke dalam Bahasa Indonesia melalui pengisian suara. Bukan karena aku nggak suka dengan pemakaian Bahasa Indonesia juga. Tapi buatku tayangan yang disulih suara itu bikin suasana di dalam tayangan tersebut berkurang kadarnya.

Misalnya gini, film Bollywood di tayangan televisi Indonesia kan sering dan cukup populer kan, pernah nggak nonton film Bollywood pake bahasa aslinya? Gimana rasanya kalo dibandingin nonton film Bollywood yang udah disulih suara? Secara umumnya sih sama aja, mungkin kita tetep bisa terhanyut dalam cerita film itu, bisa tetep nangis-nangis bombay, tapi tetep aja suasana yang terbangun dengan suara bahasa aslinya beda banget.

Dulu banget ada serial televisi, dari India juga, judulnya Tipu Sultan. Ceritanya ada kerajaan Islam di India gitu kalo nggak salah berjuang melawan penjajah Inggris. Dan serial ini disulihsuarakan ke dalam Bahasa Indonesia, semua tokohnya, nggak hanya orang Indianya tapi juga orang Inggrisnya. Dan sisi kekonyolannya terletak di sisi orang Inggrisnya. Di sini orang Inggris itu ngomongnya kaya orang bule yang baru belajar Bahasa Indonesia, tau kan? Ya kaya orang-orang Belanda yang ada di dalam film Si Pitung gitu. Yang bikin aku nggak ngerti adalah kenapa orang Indianya ngomongnya nggak gitu-gitu banget, biasa aja ngomongnya lancar kaya orang Indonesia.

Dan kebanyakan tayangan kartun di televisi Indonesia sekarang ini adalah hasil sulih suara. Termasuk kemaren pas aku nonton film Spiderman di televisi, semuanya berbahasa Indonesia. Lalu gimana dengan yang namanya ‘SEMANGAT MEMBACA BANGSA INDONESIA’? Dulu waktu aku kecil, aku nonton film-film kartun juga ada terjemahannya di layar sebelah bawah gitu. Dan meskipun pemahaman kata-katanya nggak terlalu lancar, terjemahan dalam bentuk teks kaya gini bisa melancarkan proses belajar membaca. Dan bagi yang udah lancar membaca, kayanya sistem alih bahasa kaya gini juga nggak ada masalah.

Selain itu juga hal semacam ini bisa memperlancar proses pembelajaran bahasa asing, ya nggak? Katanya pengen bisa lancar ngomong bahasa asing, tapi nonton film di televisi aja perlu bantuan sulih suara. Gimana kita bisa belajar bahasa asing kalo filmnya ngomong pake Bahasa Indonesia? Tapi gini, dengan sedikit mengesampingkan jasa para pengisi suara di Indonesia, nonton tayangan asing yang berbahasa aslinya itu juga bisa mendukung proses pembelajaran kita, pemakaian Bahasa Inggris misalnya. Kan sekarang ini kita sering nemuin banyak orang yang pengen sok-sokan keren terus pake Bahasa Inggris gitu. Taunya abis diucapin ternyata salah pakai. Dengan mencontoh atau mengutip percakapan dari film yang ditonton, sebenarnya itu bisa jadi proses pembelajaran tersendiri kan?